Khasiat TEMULAWAK

Dari golongan rimpang-rimpang Anda dapat mengandalkan Temulawak (Curcuma Domestica Roxb) dan Kunyit (Curcuma Domestica Val). Menurut drh. CA Nidom MS, staf pengajar Fakultas Kedokteran Hewan yang juga Ketua Tropical Disease Diagnostic Center Universitas Airlangga (Kompas 28/9/2005), keduanya mengandung curcuma yang berfungsi sebagai antisitokin. Menurutnya, bila seorang terinfeksi virus Avian Influensa (Flu Burung) maka kadar sitokin dalam tubuhnya bakal meningkat. Kenaikan ini menjadi berbahaya lantaran sitokin bisa merubah oksigen (O2) menjadi peroksida (H2O2) yang meracuni sel-sel paru. “Dengan antisitokin, jumlah sitokin dalam tubuh akan ditekan sehingga produksi peroksida juga berkurang. Akibatnya sel-sel paru bisa dicegah,” jelasnya.
Masyarakat bisa dengan gampang memanfaatkan rimpang ini lantaran tersedia di pasar tradisional maupun pasar swalayan.Temulawak adalah sebutan di Sumatera dan Jawa. Tapi di Sulawesi Selatan dikenal dengan tommon. Di Bali disebut tommo. Sebelum digunakan, rimpang temulawak perlu dibersihkan dari kotoran yang melekat. Lalu kupas kulitnya dan iris tipis-tipis dengan ketebalan 7-8 mm. selanjutnya dikeringkan selama beberapa hari dengan cara diangin-anginkan pada tempat terlindung, tetapi tidak lembab. Atau keringkan dalam tanur pemanas pada temperatur 50-550C, selama 7 jam.
Sementara kunyit yang juga berkhasiat sebagai antisitokin biasa digunakan untuk memberi warna kuning pada makanan. Tanaman ini berupa semak pendek. Paling-paling setinggi 1 m dan tidak berbatang. Tangkai daunnya panjang berdiri tegak, sampai terlihat seperti batang. Pada pangkal akarnya membentuk umbi sebesar 2,5cm x 5cm, yang juga sering disebut umbi induk atau empu kunir. Kulit umbi empu maupun rimpang berwarna coklat kotor, tapi begitu dikupas, bagian dalamnya jingga. Selain sebagai antisitokin, khasiat yang menonjol dari kunyit adalah menyembuhkan radang tenggorokan.

PENYEMBUH LEVER
Hampir tiap menit, kita dibombardir oleh iklan obat-obatan suplemen di televisi. Mulai dari yang produk impor sampai yang tradisional. Semua dijanjikan aman untuk dikonsumsi. Obat-obatan macam ini tak lain merupakan adopsi dari suplemen impor yang banyak dipajang di apotik dan toko obat ternama.
Masyarakat seolah tersihir oleh produk-produk pabrik itu dan tanpa pikir panjang menghabiskan banyak dana untuk membelinya. Tidak heran, sebab trend-nya sekarang adalah herbal medicine, yakni memanfaatkan tanaman tradisional sebagai obat. Padahal akan lebih baik lagi apabila kita mengonsumsi tanaman itu langsung dari racikan sendiri. Selain lebih murah, keamanannya bisa dikontrol.
Bagi masyarakat di pulau Jawa, nama temulawak pasti tidak asing lagi. Di daerah Jawa Tengah, tanaman bernama Latin Curcuma xanthorhiza Roxb ini dikenal sebagai minuman eksotik dengan cita rasa khas. Dengan mencampurkan tanaman bersama gula dan kunyit, lalu diseduh dengan air panas akan menghasilkan sebuah rasa tersendiri.
Masyarakat Jawa Tengah biasanya memberikan ramuan ini kepada anak-anak yang susah makan, sebab disinyalir ramuan temulawak dapat meningkatkan nafsu makan. Bahkan dipercaya juga sebagai jamu yang memperlambat proses penuaan, menghilangkan flek hitam di wajah serta menjaga kelenturan tubuh. Perempuan sehabis melahirkan disarankan meminumnya, begitu menurut kepercayaan masyarakat Jawa.
Secara klinis, khasiat tumbuhan asli Indonesia ini bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Temulawak memiliki kandungan minyak atsiri yang memang membangkitkan selera makan, membersihkan perut dan memperlancar ASI.
Lebih dari itu, menurut seorang guru besar Universitas Padjajaran (UNPAD), berdasar hasil penelitian, ekstrak temulawak sangat manjur untuk pengobatan penyakit hati . Di samping itu, juga sudah terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan sel hati. Semua khasiat itu adalah berkat adanya kandungan kurkumin, yakni zat yang berguna untuk menjaga dan menyehatkan hati atau lever atau istilah medisnya hepatoprotektor. Tidak heran, sebab komposisi kimia dari rimpang temulawak adalah protein pati sebesar 29-30 persen, kurkumin satu sampai dua persen dan minyak atsirinya antara 6 hingga 10 persen.
Penggunaan temulawak pada prinsipnya sama dengan kunyit maupun kencur, yaitu diparut dan diambil airnya. Sedikit ada beberapa penambahan komponen untuk penyakit tertentu. Pada gangguan ginjal untuk satu rimpang temulawak, ditambahkan segenggam daun kumis kucing dan segenggam daun meniran dengan empat gelas air, direbus sampai tinggal setengahnya. Diminum tiga kali sehari. Untuk menambah nafsu makan bisa dicampur juga dengan rimpang lengkuas. Sedang untuk memperbaiki rasa bisa ditambah gula aren, asem atau jeruk nipis sesuai selera.

Sumber :
Majalah Flona edisi 33/II - November 2005 Hal. 11
Harian Umum Sore SINAR HARAPAN 2002

Comments

Popular posts from this blog

Sang Penambal Jantung Bocor

Apple iPod nano 8 GB Pink

BlackBerry Curve 8330